Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi laut, terdapat sebuah dermaga tua yang menjadi saksi bisu dari berbagai kisah kehidupan. Dermaga ini, meskipun sudah lapuk dan penuh dengan karang, tetap berdiri kokoh, menantang ombak yang datang silih berganti. Bagi penduduk desa, dermaga ini bukan hanya sekadar tempat berlabuhnya perahu, tetapi juga simbol harapan.
Setiap pagi, saat matahari mulai terbit, seorang pemuda bernama Rian datang ke dermaga. Ia adalah seorang nelayan muda yang bercita-cita untuk mengubah nasib keluarganya. Ayahnya, seorang nelayan yang sudah tua, sering bercerita tentang betapa melimpahnya ikan di laut yang dalam. Namun, Rian tahu bahwa untuk mencapai tempat itu, ia harus berani melawan ketakutannya.
Suatu hari, saat Rian sedang memperbaiki jaringnya di dermaga, ia melihat seorang gadis muda bernama Sari duduk di tepi dermaga, menatap jauh ke arah laut. Wajahnya tampak penuh harapan, tetapi juga kesedihan. Rian mendekatinya dan bertanya, "Apa yang kau tunggu, Sari?"
Sari menghela napas panjang. "Aku menunggu ayahku. Ia pergi melaut beberapa hari yang lalu dan belum kembali. Aku percaya ia akan kembali, meskipun laut kadang sangat ganas."
Rian merasakan getaran harapan dalam suara Sari. Ia pun berkata, "Aku akan membantumu mencarinya. Kita bisa pergi bersama-sama."
Keesokan harinya, Rian dan Sari berlayar menggunakan perahu kecil milik Rian. Mereka menjelajahi lautan, mencari tanda-tanda keberadaan ayah Sari. Selama perjalanan, mereka berbagi cerita, tawa, dan harapan. Rian menceritakan impiannya untuk menjadi nelayan sukses, sementara Sari berbagi kenangan indah tentang ayahnya.
Setelah berhari-hari mencari, mereka akhirnya melihat sebuah perahu kecil di kejauhan. Jantung Sari berdebar kencang saat mereka mendekati perahu itu. Dan betapa bahagianya mereka ketika melihat ayah Sari berdiri di sana, tersenyum lelah tetapi penuh kebahagiaan.
"Papa!" teriak Sari, melompat dari perahu dan berlari ke arah ayahnya. Rian tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Ia menyadari bahwa harapan tidak hanya tentang mencapai impian pribadi, tetapi juga tentang saling mendukung dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Setelah pertemuan yang penuh emosi itu, Rian dan Sari kembali ke dermaga. Dermaga yang dulunya hanya menjadi tempat pelarian bagi Rian kini menjadi simbol harapan dan persahabatan. Mereka berdua berjanji untuk selalu saling mendukung dalam mengejar impian masing-masing, dan dermaga itu akan selalu menjadi tempat di mana harapan baru lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar